Mungkin banyak yang bertanya-tanya mengapa penyebutan nama dari Nawo Oki sering di ganti dengan Sebutan Ratu Oki ???, ada juga yang bertanya apa dasar atau bukti sehingga gelar Ratu itu di pakai ??? Karena banyak yang beranggapan bahwa Minahasa atau lebih khusus Suku Tonsawang tidak pernah memiliki suatu sistem Kerajaan.
Memang sejarah terkadang susah untuk dibuktikan walaupun sudah mulai ada temuan-temuan, tetapi ujung-ujungnya pasti "diperkirakan" atau "Mungkin", dll, karena banyak yang berbicara tentang sejarah minahasa lebih khusus Suku Tonsawang, sumbernya dari Cerita Rakyat yang turun temurun. Adapun buku-buku yang ditulis tentang sejarah Minahasa jaman dahulu kala, namun kenyataannya penulis tersebut juga tidak hidup pada saman sejarah yang ditulisnya, dan bila ditanya dasar apa sehingga menulis tentang sejarah tersebut ???, mulai ada banyak alasannya dari penuturan si A dan penuturan si B, yang berujung pada awalnya dari cerita belaka.
Ada juga sumber cerita dari penuturan seorang "Pakampetan", namun banyak yang mempercayainya karena berbagai alasan, mulai dari "cerita tersebut sudah pernah saya dengar dari Kakek atau nenek saya, dll". Mengacu dari hal-hal tersebut diatas demikian juga tentang nama Nawo Oki dan juga sering di sebut Ratu Oki.
Pertama-tama kita harus mengetahui tentang kata NAWO, penggunaan kata nawo sebenarnya berkaitan dengan Leluhur atau Sumber dari Suatu Turunan atau yang lebih dikenal dengan MARGA/FAM. Karena di Suku Tonsawang bila bertemu satu dengan yang lain dan ingin mengetahui lebih akrab akan kita jumpai pertanyaan seperti ini "Sisey Nawo nu ??? yang mungkin dapat diartikan "Siapa atau apa marga-mu ???" Jadi penggunaan nama Nawo sebenarnya berbicara tentang "Keturunan". Sehingga orang-orang tua atau leluhur semuanya di panggil dengan sebutan Nawo, dengan alasan bahwa leluhur tersebut adalah merupakan salah satu sumber dari suatu keturunan. "Misalanya Orang Minahasa yang mengakui bahwa berasal dari keturunan Toar dan Lumimuut" maka bila di Suku Tonsawang karena merasa bagian dari Minahasa akan berkata "Kita adalah keturunan dari Nawo Toar dan Lumimuut", mungkin dari penjelasan tersebut pembaca sudah dapat mengerti walaupun sedikit tentang kata NAWO.......hehehehehe. Lanjut....!!!
Saya akan sedikit mengulas tentang Gelar Ratu tersebut dengan singkat berdasarkan cerita Rakyat atau Cerita Tua-tua yang ada di Suku Tonsawang. Pada jaman kehidupan Nawo Oki, dikenal bahwa Sang Nawo Oki adalah merupakan pemimpin yang baik dan bijaksana dan memiliki Suami yang bernama Panglima Monde, dan setelah suami dari Nawo Oki tersebut meninggal dalam pertempuran dengan Bangsa Spanyol kemudian Nawo Oki dipinang oleh Raja Bolmong dalam bahasa Tonsawang dikenal dengan nama Nawo Mo'dulo yang memiliki keturunan Manoppo dengan Mas Kawin yaitu diberikannya batas tanah hingga sungai Poigar sampai dengan Sungai Buyat (Sehingga sampai sekarang masalah tapal batas tersebut selalu dipermasalahkan), karena Nawo Oki telah menikah dengan seorang Raja maka Gelar Ratu tersebut melekat dengan sendirinya.
Mungkin hal ini banyak terjadi perbantahan dengan alasan meminta bukti yang akurat yang mendukung cerita tersebut, namun itulah sejarah yang sebagian besar hanya berdasarkan cerita turun temurun yang dipercayai pernah terjadi. Hingga kini menjadi pertanyaan di kalangan anak suku Tonsawang maupun di Minahasa yaitu tentang sejarah Suku Tonsawang yang terkesan tidak dipublikasikan atau hilang ditelan bumi ??? tidak seperti Suku-suku lainnya di Minahasa yang begitu terbuka ??? Hal tersebut merupakan suatu penggenapan dari cerita Oarang Tua dimana Pada jaman dahulu kala telah terjadi suatu sumpah yang mengatakan "Setelah keturunan yang ke-9 maka Suku Tonsawang akan mulai terbuka" dan bisa diartikan bahwa Setelah Keturunan Ke-9 maka rahasia-rahasia mengenai keberadaan Suku Tonsawang mulai terkuak satu demi satu.
Berdasarkan Uraian tersebut diatas berdasarkan cerita rakyat, maka dapat disimpulkan bahwa apabila berbicara tentang sejarah Suku Tonsawang, masih dalam misteri dan nanti pada waktunya akan jelas dan pasti serta tidak ada yang berkata "Ini bilang atau itu bilang". Jadi intinya janganlah Gelar Ratu dari Nawo Oki tersebut menjadi perbantahan melainkan marilah kita melestarikan akan kebudayaan Suku Tonsawang yang mulai hilang ditelan Pemahaman yang Salah. (Seperti Penuturan salah seorang Pemerhati Budaya Tonsawang berkata " Mo banyak-banyak mulu .... mo bilang bagini dengan bagitu, berdasarkan ini dan itu, mar sedangkan berbuat untuk melestarikan budaya tonsawang nda ada dapa lia tu da bekeng di Tanah Suku Tonsawang").
Semoga dengan semakin banyak orang merasakan akan kecintaannya dengan Budaya Suku Tonsawang, sehingga membuat suatu gerakan yang akan membanggakan Misalnya dengan memperhatikan serta melestarikan tempat-tempat yang diketahui merupakan peninggalan dari leluhur, dll.
Mungkin hal ini banyak terjadi perbantahan dengan alasan meminta bukti yang akurat yang mendukung cerita tersebut, namun itulah sejarah yang sebagian besar hanya berdasarkan cerita turun temurun yang dipercayai pernah terjadi. Hingga kini menjadi pertanyaan di kalangan anak suku Tonsawang maupun di Minahasa yaitu tentang sejarah Suku Tonsawang yang terkesan tidak dipublikasikan atau hilang ditelan bumi ??? tidak seperti Suku-suku lainnya di Minahasa yang begitu terbuka ??? Hal tersebut merupakan suatu penggenapan dari cerita Oarang Tua dimana Pada jaman dahulu kala telah terjadi suatu sumpah yang mengatakan "Setelah keturunan yang ke-9 maka Suku Tonsawang akan mulai terbuka" dan bisa diartikan bahwa Setelah Keturunan Ke-9 maka rahasia-rahasia mengenai keberadaan Suku Tonsawang mulai terkuak satu demi satu.
Berdasarkan Uraian tersebut diatas berdasarkan cerita rakyat, maka dapat disimpulkan bahwa apabila berbicara tentang sejarah Suku Tonsawang, masih dalam misteri dan nanti pada waktunya akan jelas dan pasti serta tidak ada yang berkata "Ini bilang atau itu bilang". Jadi intinya janganlah Gelar Ratu dari Nawo Oki tersebut menjadi perbantahan melainkan marilah kita melestarikan akan kebudayaan Suku Tonsawang yang mulai hilang ditelan Pemahaman yang Salah. (Seperti Penuturan salah seorang Pemerhati Budaya Tonsawang berkata " Mo banyak-banyak mulu .... mo bilang bagini dengan bagitu, berdasarkan ini dan itu, mar sedangkan berbuat untuk melestarikan budaya tonsawang nda ada dapa lia tu da bekeng di Tanah Suku Tonsawang").
Semoga dengan semakin banyak orang merasakan akan kecintaannya dengan Budaya Suku Tonsawang, sehingga membuat suatu gerakan yang akan membanggakan Misalnya dengan memperhatikan serta melestarikan tempat-tempat yang diketahui merupakan peninggalan dari leluhur, dll.
0 komentar:
Posting Komentar